Dalam pertanian modern, pilihan insektisida sangat penting untuk meningkatkan hasil dan kualitas tanaman.Imidakloprid dan asetamipridadalah dua insektisida yang umum digunakan dan banyak digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Dalam tulisan ini, kita akan membahas secara rinci perbedaan kedua insektisida ini, termasuk struktur kimianya, mekanisme kerja, jangkauan aplikasi, serta kelebihan dan kekurangannya.
Apa itu Imidakloprid?
Imidacloprid adalah insektisida neonicotinoid yang banyak digunakan untuk mengendalikan hama lahan pertanian dengan mengganggu konduksi saraf pada serangga. Imidacloprid berikatan dengan reseptor yang menyebabkan hipereksitabilitas sistem saraf serangga, yang pada akhirnya menyebabkan kelumpuhan dan kematian.
Bahan aktif | Imidakloprid |
Nomor CAS | 138261-41-3;105827-78-9 |
Rumus Molekuler | C9H10ClN5O2 |
Aplikasi | Pengendalian seperti kutu daun, wereng, lalat putih, wereng, thrips; Ini juga efektif melawan beberapa hama Coleoptera, Diptera dan Lepidoptera, seperti kumbang padi, penggerek padi, penambang daun, dll. Dapat digunakan untuk padi, gandum, jagung, kapas, kentang, sayuran, bit, pohon buah-buahan dan lainnya tanaman. |
Nama Merek | Ageruo |
Umur simpan | 2 Tahun |
Kemurnian | 25% WP |
Negara | Kekuatan |
Label | Disesuaikan |
Formulasi | 70% WS, 10% WP, 25% WP, 12,5% SL, 2,5% WP |
Produk formulasi campuran | 1.Imidacloprid 0,1%+ Monosultap 0,9% GR 2.Imidacloprid 25%+Bifenthrin 5% DF 3.Imidacloprid 18%+Difenokonazol 1% FS 4.Imidacloprid 5%+Klorpirifos 20% CS 5.Imidacloprid 1%+Sipermetrin 4% EC |
Proses tindakan
Mengikat reseptor: Imidacloprid memasuki tubuh serangga dan berikatan dengan reseptor asetilkolin nikotinat di sistem saraf pusat.
Memblokir konduksi: Setelah reseptor diaktifkan, konduksi saraf diblokir.
Gangguan neurologis: Sistem saraf serangga menjadi terlalu bersemangat dan tidak mampu mengirimkan sinyal dengan baik.
Kematian serangga: Gangguan saraf yang berkelanjutan menyebabkan kelumpuhan dan akhirnya kematian serangga.
Area penerapan Imidacloprid
Imidacloprid banyak digunakan di berbagai bidang seperti pertanian, hortikultura, kehutanan, dll. Hal ini terutama digunakan untuk mengendalikan hama penyengat mulut, seperti kutu daun, wereng dan lalat putih.
Perlindungan tanaman
Tanaman biji-bijian: padi, gandum, jagung, dll.
Tanaman komersial: kapas, kedelai, bit gula, dll.
Tanaman buah dan sayuran: apel, jeruk, anggur, tomat, mentimun, dll.
Hortikultura dan Kehutanan
Tanaman hias: bunga, pohon, perdu, dll.
Perlindungan kehutanan: pengendalian ulat pinus, ulat pinus dan hama lainnya
Rumah Tangga & Hewan Peliharaan
Pengendalian hama rumah tangga: pengendalian semut, kecoa dan hama rumah tangga lainnya
Perawatan hewan peliharaan: untuk mengendalikan parasit eksternal hewan peliharaan, seperti kutu, caplak, dll.
Menggunakan Metode
Formulasi | Pangkas nama | Hama Sasaran | Dosis | Metode penggunaan |
25% WP | Gandum | kutu daun | 180-240 gram/ha | Semprot |
Beras | belalang padi | 90-120 gram/ha | Semprot | |
600g/L FS | Gandum | kutu daun | 400-600g/100kg benih | Lapisan benih |
Kacang | Grub | 300-400ml/100kg biji | Lapisan benih | |
Jagung | Cacing Jarum Emas | 400-600ml/100kg biji | Lapisan benih | |
Jagung | Grub | 400-600ml/100kg biji | Lapisan benih | |
70% WDG | Kubis | kutu daun | 150-200g/ha | semprot |
Kapas | kutu daun | 200-400g/ha | semprot | |
Gandum | kutu daun | 200-400g/ha | semprot | |
2% gr | halaman rumput | Grub | 100-200kg/ha | menyebar |
daun bawang | belatung daun bawang | 100-150kg/ha | menyebar | |
Timun | kutu kebul | 300-400kg/ha | menyebar | |
0,1% gr | Tebu | kutu daun | 4000-5000kg/ha | parit |
Kacang | Grub | 4000-5000kg/ha | menyebar | |
Gandum | kutu daun | 4000-5000kg/ha | menyebar |
Apa itu Asetamiprid?
Acetamiprid adalah insektisida nikotin terklorinasi jenis baru, yang banyak digunakan di bidang pertanian karena efek insektisidanya yang sangat baik dan toksisitasnya yang rendah. Acetamiprid mengganggu sistem saraf serangga, menghalangi transmisi saraf dan menyebabkan kelumpuhan dan kematian.
Bahan aktif | asetamiprid |
Nomor CAS | 135410-20-7 |
Rumus Molekuler | C10H11ClN4 |
Klasifikasi | Insektisida |
Nama Merek | POMAIS |
Umur simpan | 2 Tahun |
Kemurnian | 20% SP |
Negara | Bubuk |
Label | Disesuaikan |
Formulasi | 20%SP; 20%WP |
Produk formulasi campuran | 1.Acetamiprid 15%+Flonicamid 20% WDG 2.Acetamiprid 3,5% +Lambda-cyhalothrin 1,5% ME 3.Asetamiprid 1,5%+Abamektin 0,3% SAYA 4.Asetamiprid 20%+Lambda-sihalotrin 5% EC 5.Asetamiprid 22,7%+Bifentrin 27,3% WP |
Proses tindakan
Reseptor pengikat: Setelah memasuki serangga, asetamiprid berikatan dengan reseptor asetilkolin nikotinat di sistem saraf pusat.
Memblokir konduksi: Setelah reseptor diaktifkan, konduksi saraf diblokir.
Gangguan neurologis: Sistem saraf serangga menjadi terlalu bersemangat dan tidak mampu mengirimkan sinyal dengan baik.
Kematian serangga: Gangguan saraf yang berlanjut menyebabkan kelumpuhan dan akhirnya kematian serangga.
Area aplikasi asetamiprid
Acetamiprid banyak digunakan di berbagai bidang seperti pertanian dan hortikultura, terutama untuk mengendalikan hama penyengat mulut seperti kutu daun dan lalat putih.
Perlindungan tanaman
Tanaman biji-bijian: padi, gandum, jagung, dll.
Tanaman komersial: kapas, kedelai, bit gula, dll.
Tanaman buah dan sayuran: apel, jeruk, anggur, tomat, mentimun, dll.
Hortikultura
Tanaman hias: bunga, pohon, perdu, dll.
Cara Penggunaan Asetamiprid
Formulasi | Pangkas nama | Penyakit jamur | Dosis | Metode penggunaan |
5% SAYA | Kubis | kutu daun | 2000-4000ml/ha | semprot |
Timun | kutu daun | 1800-3000ml/ha | semprot | |
Kapas | kutu daun | 2000-3000ml/ha | semprot | |
70% WDG | Timun | kutu daun | 200-250 gram/ha | semprot |
Kapas | kutu daun | 104,7-142 gram/ha | semprot | |
20% SL | Kapas | kutu daun | 800-1000/ha | semprot |
Pohon teh | Wereng teh hijau | 500~750ml/ha | semprot | |
Timun | kutu daun | 600-800g/ha | semprot | |
5% EC | Kapas | kutu daun | 3000-4000ml/ha | semprot |
Lobak | Artikel baju besi lompat kuning | 6000-12000ml/ha | semprot | |
Seledri | kutu daun | 2400-3600ml/ha | semprot | |
70% WP | Timun | kutu daun | 200-300g/ha | semprot |
Gandum | kutu daun | 270-330 gram/ha | semprot |
Perbedaan antara imidacloprid dan acetamiprid
Struktur kimia yang berbeda
Imidacloprid dan acetamiprid sama-sama termasuk dalam insektisida neonicotinoid, namun struktur kimianya berbeda. Rumus molekul Imidacloprid adalah C9H10ClN5O2, sedangkan Acetamiprid adalah C10H11ClN4. Meski sama-sama mengandung klorin, Imidacloprid mengandung atom oksigen, sedangkan Acetamiprid mengandung gugus siano.
Perbedaan mekanisme aksi
Imidacloprid bekerja dengan mengganggu konduksi saraf pada serangga. Ia mengikat reseptor asetilkolin nikotinat di sistem saraf pusat serangga, menghalangi transmisi saraf dan menyebabkan kelumpuhan dan kematian.
Acetamiprid juga bekerja dengan bekerja pada reseptor asetilkolin nikotinat pada serangga, tetapi tempat pengikatannya berbeda dengan imidakloprid. Acetamiprid memiliki afinitas yang lebih rendah terhadap reseptor, sehingga dosis yang lebih tinggi mungkin diperlukan untuk mencapai efek yang sama pada beberapa serangga.
Perbedaan area aplikasi
Penerapan Imidakloprid
Imidacloprid efektif melawan hama penyengat mulut seperti kutu daun, wereng, dan lalat putih. Imidacloprid banyak digunakan dalam berbagai tanaman termasuk:
Beras
Gandum
Kapas
Sayuran
Buah-buahan
Penerapan asetamiprid
Acetamiprid memiliki efek pengendalian yang baik terhadap berbagai jenis hama Homoptera dan Hemiptera, terutama kutu daun dan lalat putih. Asetamiprid terutama digunakan:
Sayuran
Buah-buahan
Teh
Bunga
Perbandingan kelebihan dan kekurangan
Kelebihan Imidakloprid
Efisiensi tinggi dan toksisitas rendah, efektif melawan berbagai macam hama
Durasi khasiat yang lama, mengurangi frekuensi penyemprotan
Relatif aman untuk tanaman dan lingkungan
Kekurangan Imidakloprid
Mudah terakumulasi di dalam tanah dan dapat menyebabkan pencemaran air tanah
Resistensi terhadap beberapa hama telah muncul
Keuntungan dari asetamiprid
Toksisitas lebih rendah, lebih aman bagi manusia dan hewan
Efektif melawan hama yang resisten
Degradasi cepat, risiko residu rendah
Kekurangan asetamiprid
Efeknya lebih lambat pada beberapa hama, memerlukan dosis yang lebih tinggi
Durasi kemanjuran yang lebih pendek, perlu diterapkan lebih sering
Rekomendasi untuk digunakan
Memilih insektisida yang tepat untuk kebutuhan pertanian tertentu dan spesies hama adalah kuncinya. Imidacloprid cocok untuk hama yang membandel dan perlindungan jangka panjang, sedangkan acetamiprid cocok untuk lingkungan yang memerlukan toksisitas rendah dan degradasi cepat.
Strategi pengelolaan terpadu
Untuk memaksimalkan efektivitas insektisida, direkomendasikan strategi pengelolaan hama terpadu (IPM), yang mencakup merotasi berbagai jenis insektisida dan menggabungkan metode pengendalian biologis dan fisik untuk mengurangi resistensi hama dan meningkatkan keberlanjutan produksi pertanian.
Kesimpulan
Imidacloprid dan acetamiprid sebagai insektisida neonicotinoid berperan penting dalam produksi pertanian. Memahami perbedaan dan jangkauan penerapannya akan membantu petani dan teknisi pertanian untuk memilih dan menggunakan insektisida ini dengan lebih baik guna memastikan pertumbuhan yang sehat dan hasil panen yang tinggi. Melalui penggunaan ilmiah dan rasional, kita dapat mengendalikan hama secara efektif, melindungi lingkungan, dan mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan.
Waktu posting: 21 Juni-2024