Dalam beberapa tahun terakhir, kejadian penyakit karat putih pada lobak relatif tinggi, sehingga sangat mempengaruhi kualitas lobak.
Karat putih pada lobak dapat menyerang semua organ di atas tanah selama masa pertumbuhan lobak, terutama merusak daun dan batang. Saat daun pertama kali terinfeksi, akan muncul bintik-bintik kecil berwarna hijau muda dengan lingkaran kuning di bagian depan daun, yang lambat laun berubah menjadi lesi melingkar. Akan muncul bekas luka berwarna putih seperti cat di bagian belakang daun. Bila bekas lukanya pecah, akan keluar serbuk berwarna putih. Dalam kasus yang parah, penyakit ini menyebabkan daun menguning dan rontok. Bagian atas tangkai bunga yang terinfeksi membengkak dan melengkung, berbentuk seperti "keran", dan organ bunga rusak. Kelopaknya berubah bentuk, membesar, berubah warna menjadi hijau dan seperti daun, tidak lama layu dan tidak kuat. Lesi pada batang berupa bekas luka berwarna putih lonjong, lesi bengkak dan melengkung.
Ada dua periode puncak mulai dari pertumbuhan hingga berbunga penuh. Penyakit ini rentan sering terjadi pada kondisi lingkungan bersuhu rendah dan kelembaban tinggi. Penyakit ini lebih sering terjadi pada lahan dengan dataran rendah, drainase yang buruk, tanah yang berat, penyiraman yang berlebihan, perbedaan suhu yang besar antara siang dan malam, kondensasi embun yang banyak, dan penggunaan pupuk nitrogen yang berlebihan.
Pencegahan dan pengobatan penyakit ini dapat dimulai dari beberapa aspek berikut ini. Pertama, perlu dilakukan pemilihan varietas yang tahan penyakit. Jenis sawi dan lobak mempunyai ketahanan yang tinggi, disusul jenis kubis. Jenis kubis rentan terhadap penyakit dan dapat dipilih sesuai kondisi setempat; kedua, perlu dilakukan rotasi tanaman rumput selama 1 hingga 2 tahun atau rotasi tanaman antara banjir dan kekeringan; ketiga, penyakit harus dihilangkan secara ketat. Bibit, ketika "keran" muncul, potong tepat waktu dan bakar secara intensif; keempat, beri pupuk dengan benar dan bersihkan parit serta hilangkan noda.
Selama masa peremajaan rapeseed, Klorotalonil75% WP 600 kali cair, atau Zineb65% WP 100-150g/667 meter persegi, atau Metalaxyl25% WP 50-75g/667 meter persegi, semprotkan 40 hingga 50 kilogram air secara merata, setiap 7 kali. hingga 10 hari, semprotkan 2 hingga 3 kali, yang secara efektif dapat mencegah terjadinya penyakit.
Pada tahap awal pembungaan dapat disemprotkan Klorotalonil75% WP 1000-1200 kali cair + Metalaxyl25% WP 500-600 kali cair, atau Metalaxyl 58% ·Mancozeb WP 500 kali cair, kontrol 2 sampai 3 kali terus menerus, dengan selang waktu 7 hingga 10 hari antara setiap waktu, yang memiliki efek kontrol yang baik pada karat putih.
Waktu posting: 25 Maret 2024